assalamu'alaikum

Minggu, 24 Mei 2009

Dari Filsafat

Pertemuan pertama, terjadi perbincangan yang cukup menarik.
Bapak Marsigit : "Siapakah saya?"
Mahasiswa : "Pak Marsigit."
Bapak Marsigit : "Apakah Marsigit itu saya?"
Mahasiswa : "Bukan."
Bapak Marsigit : "Masih banyak Marsigit-Marsigit yang lain dan apakah mereka itu saya?"
Mahasiswa : " Bukan."
Bapak Marsigit :"Lalu siapakah saya?"
Mahasiswa : ???

Dari sini , saya juga mulai bertanya pada diri sendiri ' siapakah yang ada di depan saya?' Yang ada di depan saya ini dosen bernama Marsigit tapi Marsigit belum tentu dosen saya. Bagaimana saya harus menjawab pertanyaan ini. Apakah saya akan mendapatkan jawabannya dengan mempelajari filsafat?Apakah filsafat itu sulit? Apa yang akan saya pelajari? Bagaimana mempelajarinya?

Dan ternyata, setelah saya mengikuti perkuliahan ini banyak hal yang saya peroleh. Dalam perkuliahan filsafat ini, Bapak Marsigit mengkomunikasikan filsafat melalui elegi-elegi yang diposting di blog beliau. Melalui elegi-elegi tersebut beliau berusaha menunjukkan bahwa kajian filsafat itu banyak manfaatnya, sangat dekat dan bersentuhan langsung dengan kehidupan manusia.

Dari perkuliahan filsafat ini, saya mengetahui bahwa dalam filsafat ada 3 jalur utama yaitu :
  1. ontologi (ilmu hakekat)
  2. epistimologi (ilmu cara)
  3. Aksiologi (etik dan estetika)
Dan keseluruhan elegi-elegi itu adalah epistimologi. Dengan mempelajari dan memahami filsafat umum, maka kita tinggal menarik analogi-analogi dan benang merah untuk mempelajari filsafat lainnya, khususnya filsafat pendidikan matematika.

Filsafat itu ternyata adalah olah pikir dan filsafat dapat terjadi kapan saja, di mana saja, oleh siapa saja asalkan menggunakan pikiran. Obyek filsafat sendiri tidak hanya yang ada, bahkan yang mungkin ada juga dapat menjadi obyek filsafat. Dari belajar filsafat kita bisa lebih peka akan hidup.Banyak hal di kehidupan kita yang tidak tepat ruang dan waktu dan ternyata siapakah yang ada di depan saya itu tergantung terhadap ruang dan waktu.

Hal penting lain yang saya dapatkan dari perkuliahan filsafat khususnya dalam pendidikan matematika adalah bagaimana kita memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para siswa agar mampu menemukan, membangun pengetahuannya sendiri, mampu berdiskusi dan melakukan penelitian (student centre). Janganlah kita nantinya menjadi seorang guru yang hanya transfer of knowledge atau memberikan banyak ceramah karena hal itu akan mematikan kreativitas siswa. Dan perlu diingat bahwa sumber belajar itu tidak hanya buku tulis, alat peraga tetapi juga lingkungan alam dan masyarakat dengan segenapa isinya.

Semoga dari filsafat ini, kita akan lebih memaknai hidup dan tidak terjebak dalam mitos-mitos.Amin.

1 komentar:

  1. Sebuah refleksi yang berguna. Betapa banyak orang sebetulnya masih sulit melakukan refleksi. Maka bersyukurlah jika kita diberi kesempatan dan bisa melakukan refleksi. Karena refleksi itu juga merupakan salah satu pintu bagi orang-orang yang bersyukur ats nikmat dan karunia Allah SWT. Padahal kita tahu, di depan kita masih banyak lagi yang perlu kita refleksikan. Pengetahuanku telah mengajak pengetahuanmu agar bisa mencapai tahap dimana ternyata yang berhak merefleksikan itu adalah para obyek. Sebagaimana telah saya ungkapkan bahwa obyek jugalah yang berhak bicara. Maka renungkanlah.

    BalasHapus